ASKEP ANEMIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
PENGERTIAN
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau
hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal.
Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht <
41 % pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht < 37 % pada wanita.
Memungkinkan terjadinya :
·
Penurunan kuantitas
hemoglobin
·
Penurunan komponen
eritrosit lebih lengkapnya download di sini
1.2
ETIOLOGI
Dikelompokkan menjadi 2 faktor utama, yaitu :
1. Penurunan produksi eritrosit, dapat terjadi karena :
a. Kerusakan
sumsum tulang
b. Berkurangnya
bahan pembentuk eritrosit
2. Peningkatan
kehilangan eritrosit dalam sirkulasi
a. percepatan
penghancuran eritrosit
b. Perdarahan
1.3
PATOFISIOLOGI
Produksi SDM sumsum
tulang terganggu atau SDM yang terbentuk rusak/hilang.
1.4
MANIFESTASI
KLINIS
·
Sistem cardiovascular :
sianosis/pucat, tachycardia
·
Sistem respirasi : dyspnea
·
Sistem
syaraf pusat : pusing/sakit kepala, tinnitus
·
Sistem
pencernaan : diare/konstipasi, anoreksia, nausea, stomatitis.
1.5
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
·
Uji
Hematologi/Lab. Darah : untuk menentukan jenis dan penyebab anemia
-
Kadar Hb/Hmt
-
Indeks eritrosit, leukosit
dan trombosit
-
Kadar Fe, asam folat,
Vitamin B12
-
Waktu pendarahan, waktu
protrombin dan waktu tromboplastin
·
Aspirasi dan biopsy sumsum
tulang
·
Penatalaksanaan
-
Ditujukan untuk mencari
penyebab
-
Mengganti darah yang
hilang
Dan penatalaksanaan tergantung dari jenis anemia
(Aplasti, hemolitik, defisiensi besi, megaloblastik, dll)
1.6
KOMPLIKASI
Komplikasi
§ gagal
jantung
§ parestesia
§ kejang
BAB II
ASKEP
(Asuhan Keperawatan)
1.1
PENGKAJIAN
a. Riwayat
Kesehatan
·
Keluhan utama : kelemahan,
kelelahan, malaise
·
Riwayat konsumsi obat
·
Riwayat minum alcohol
·
Riwayat terjadinya
kehilangan darah berlebihan
·
Riwayat keluarga
·
Riwayat
nutrisi : kekurangan nutrisi esensial seperti besi, Vitamin B12 dan asam folat.
b. Pemeriksaan
Fisik
·
Status
perfusi jaringan : kulit/mukosa pucat
·
Status respirasi : dispnea
·
Status cardiovaskuler :
takikardi, palpitasi
·
Status
saraf pusat : parestesia, gangguan koordinasi dan kejang
·
Status gastrointestinal :
mual, muntah, diare, anoreksia, stomatitis.
1.2
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Intoleransi
aktivitas
·
Tanda
: kelemahan, banyak istirahat, palpitasi, takikardi, peningkatan TD, dispnea.
·
Kriteria
evaluasi : peningkatan toleransi aktivitas ; nadi, pernafasan dan tekanan darah
normal.
·
Intervensi :
-
Kaji
kemampuan melakukan tugas, catat adanya kelelahan dan kesulitan melakukan tugas
-
Kaji
gangguan keseimbangan jalan dan kelemahan otot
-
Awasi vital sign selama
dan sesudah aktivitas
-
Ubah
posisi perlahan, pantau terhadap pusing
-
Beri
bantuan aktivitas/ambulasi bila perlu
-
Anjurkan
menghentikan aktivitas bila palpitasi, nyeri dada, nafas pendek, kelemahan dan
pusing.
2. Perubahan Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
·
Tanda
: penurunan BB, perubahan mukosa mulut ; kehilangan tonus otot
·
Kriteria evaluasi :
peningkatan BB/stabil dengan nilai Laboratorium normal ; tidak ada tanda
malnutrisi
·
Intervensi :
-
Observasi dan catat
masukan makanan
-
Timbang berat badan setiap
hari
-
Observasi mual/muntah,
flatus dan gejala lain
-
Berikan
dan Bantu hygiene mulut yang baik
-
Berikan
pencuci mulut yang diencerkan bila mukosa oral luka
-
Pantau hasil lab : Hb/Hmt,
protein, besi, B12, asam folat dan elektrolit serum
-
Beri
obat sesuai interuksi : vitamin, mineral, besi oral
-
Beri diet halus, rendah
serat, tidak merangsang
3. Resiko
tinggi terhadap infeksi
·
Kriteria
evaluasi : mengidentifikasi perilaku untuk mencegah resiko infeksi,
meningkatkan penyembuhan luka dan bebas demam.
·
Intervensi :
-
Tingkatkan cuci tangan
yang baik oleh pemberi perawatan dan klien
-
Pertahankan tehnik aseptic
-
Berikan
perawatan kulit, perianal dan oral
-
Tingkatkan masukan cairan
adekuat
-
Pantau
dan batasi pengunjung, beri isolasi
-
Pantau suhu
-
Ambil spesimen untuk
kultur sesuai indikasi
-
Berikan antiseptic topical
; antibiotic sistemik
4. Kerusakan integritas kulit/resiko kerusakan integritas
kulit
·
Kriteria
evaluasi : Mengidentifikasi factor-faktor perilaku untuk mencegah cidera kulit.
·
Intervensi :
-
Catat
adanya perubahan pada turgor, warna, hangat local, eritema
-
Ubah posisi secara
periodic
-
Ajarkan agar kulit tetap
kering dan bersih
-
Bantu latihan rentang
gerak pasif
-
Gunakan
alat pelindung ; kasur tekanan udara, bantal sesuai indikasi
5. Konstipasi/diare
berhubungan dengan penurunan masukan diet, perubahan pencernaan, efek samping
terapi oral.
·
Tanda : perubahan
frekuensi, karakteristik dan jumlah feces ; mual/muntah ; anoreksia; nyeri
abdomen tiba-tiba, gangguan bunyi usus.
·
Kriteria evaluasi : fungsi
usus normal ; perubahan perilaku hidup yang diperlukan sebagai penyebab.
·
Intervensi :
-
Observasi warna, konsistensi,
frekuensi, jumlah.
-
Auskultasi bunyi usus
-
Awasi masukan/keluaran
-
Dorong masukan 2500-3000
ml
-
Konsul dengan ahli gizi :
diet tinggi serat
-
Berikan
pelembek feces atau enema sesuai indikasi
-
Berikan obat anti diare
sesuai indikasi
6. Perubahan
perfusi jaringan
·
Kemungkinan dibuktikan
oleh : palpitasi, kulit pucat, membrane mukosa kering, kuku dan rambut rapuh,
ekstremitas dingin, penurunan haluaran urine, penurunan tekanan darah capilari
refill melambat, disorientasi.
·
Kriteria evaluasi :
menunjukkan perfusi adekuat ; tanda vital stabil, membrane mukosa berwarna
merah muda, capilari refill baik, mental baik.
·
Intervensi :
-
Awasi
tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa dan kuku
-
Tinggikan
kepala tempat tidur sesuai toleransi
-
Awasi
upaya pernafasan : auskultasi bunyi nafas
-
Selidiki
keluhan nyeri dada dan palpitasi
-
Kaji respon verbal
melambat, agitasi bingung
-
Catat
keluhan dingin, pertahankan suhu lingkungan sesuai indikasi
-
Awasi
pemeriksaan laboratorium : Hb, Mmt dan jumlah eritrosit
-
Berikan
sel darah merah sesuai indikasi
-
Berikan oksigen sesuai
indikasi
1.3
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN HEMATOLOGI DENGAN ANEMIA
DEFISIENSI BESI
Pengkajian dimulai tanggal : 20 Desember 2005
Pengkajian berakhir tanggal : 22 Desember 2005
PENGKAJIAN
I.
IDENTITAS
KLIEN
Nama klien :
Nn. “MR”
Umur :
20 tahun
Jenis kelamin :
Perempuan
Agama :
Kristen
Status perkawinan :
Belum kawin
Pendidikan :
SMA
Pekerjaan :
Wiraswasta
Alamat :
Ds. Pasarlegi-Kec. Sambeng. Lamongan
II.
STATUS
KESEHATAN
·
Riwayat Penyakit Sebelumnya
Pasien mengatakan seelumnya pernah
menderita panyakit yang sama dan pernah MRS di RSUD Dr. Soegiri LMG.
·
Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga
pasien yang mempunyai penyakit sama dengan pasien adalah ibu pasien. Sedangkan
dalam keluarga pasien tidak ada penyakit menurun (seperti Diabetes Millitus,
epilepsy, dll) maupun penyakit menular (seperti TBC, lepra, dll)
·
Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan
badan lemas, nafsu makan berkurang, pusing, tidak bias beraktivitas dalam
pemenuhan kebutuhan sehari-hari, mual, muntah. Hal ini sudah dirasakan sejak 2 hari yang lalu.
Keterangan :
: (wanita)
: (pria)
: Pasien
: Tinggal bersama pasien
: yang menderita penyakit
: sama dengan pasien
III.
POLA
FUNGSI KESEHATAN
a. Pola
Aktivitas dan Latihan
·
Sebelum
sakit : Pasien dapat melakukan
segala aktivitas sendiri
·
Saat
ini : Pasien untuk keperluan
mandi, berpakaian, eliminasi, makan pasien memerlukan bantuan orang lain,
sedang untuk mobilisasi ditempat tidur bisa sendiri.
b. Pola
Istirahat tidur
·
Sebelum sakit : Pasien tidur siang ± 1 jam, tidur
pada malam hari ± 5-6 jam. Kebiasaan tidur pasien tidak mempengaruhi
kehidupannya, karena tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan untuk pemenuhan
kebutuhan tidur.
·
Saat
ini : Pasien tidur siang ± 2-3
jam, tidur pada malam hari ± 6-8 jam. Karena kondisi pasien yang lemah maka
pasien tidurnya agak sedikit terganggu dan tidak nyenyak.
c. Pola
Nutrisi
·
Sebelum sakit : Pasien makan biasa sehari 3 kali
(pagi, siang, malam) tidak teratur jamnya, terkadang makan cuma 2 kali
bahkansering 1 kali makan, lauk sering seadanya, minum 5-6 gelas perhari air
putih dan the manis/susu sehari 1 kali.
·
Saat ini : Makan pada awal sakit selama 2 hari
tidak mau makan karena perutnya mual dan muntah jika diberi makanan, tapi
setelah hari ke 2 itu pasien sudah mulai makan dan makanan yang disajikanpun
bergizi tapi sering tidak dihabiskan, makan Cuma 5 sendok serta terlihat makan
sate kambing.
d. Pola
Eliminasi
·
Sebelum sakit : BAB : 1x /hari
BAK : 3-5x /hari
·
Saat ini : BAB : 2x /hari
BAK : 2-4x /hari
e. Pola
Koping
·
Sebelum
sakit : Pasien tidak ada masalah
dalam beraktivitas
·
Saat
ini : Masalah utama yang
dirasakan selama sakit yaitu merasa capek, badan merasa lemas, kepala pusing,
nafsu makan menurun, berat badan menurun, perut mual, sering muntah.
f. Pola
Konsep diri
·
Sebelum sakit : Harga diri inggi, disiplin dan
mandiri
·
Saat
ini : Harga diri tinggi berusaha
untuk mandiri, tapi pasien mengalami kesulitan jadi dibantu oleh keluarganya.
g. Personal
Hygiene
·
Sebelum sakit : Pasien dapat membersihkan tubuh
secara bersih dan mandiri
·
Saat ini : Pasien berkeadaa tubuh bersih, mandi
(muka dan tangan) dibersihkan keluarga pagi dan sore, gosok gigi tidak mampu,
hanya berkumur saja.
h. Pola
Psikologis
·
Sebelum
sakit : Pasien tidak ada masalah
dalam psikologisnya
·
Saat
ini : Pasien merasa cemas dan
gelisah karena tidak bias/sulit tidur, karena kondisi yang lemah dan perut
kembung
i.
Pola Peran dan berhubungan
·
Sebelum sakit : Pasien dapat
berhubungan/berkomunikasi dengan siapapun, baik keluarga maupun teman.
·
Saat ini : Pasien dalam
berhubungan/berkomunikasi tetap baik dengan siapapun, Cuma pasien tidak bias
main keluar.
j. Pola
Kognitif
·
Sebelum
sakit : Pasien tidak ada masalah
dalam hal kecerdasan.
·
Saat
ini : Pasien masih mampu
berbicara, membaca, berfikir, menghitung, daya ingat juga baik, bias
berinteraksi dengan orang-orang yang berada di sebelahnya.
k. Pola
Seksual dan Reproduksi
·
Sebelum sakit : Pasien tidak ada masalah dalam BAK
tetap lancer dan normal. Pasien juga lancer setiap bulan dalam menstruasi.
·
Saat
ini : Pasien dalam hal BAK dan
menstruasi juga tidak masalah sama seperti sebelum sakit.
l.
Pola Nilai dan Kepercayaan
·
Sebelum sakit : Pasien tidak ada masalah, tetap bias
beribadah setiap hari minggu ke gereja dan seminggu 1x ikut ibadah pemuda.
·
Saat ini : Pasien hanya bias beribadah dirumah
karena tidak bias ikut ibadah di gereja.
IV.
PEMERIKSAAN
FISIK
1.
Keadaan Umum
Pasien bedrest di tempat tidur,
keadaan tampak lemah, muka pucat, bibir kering, serta kerapian diri sangat
kurang, pasien masih mampu menjawab pertanyaan dengan spontan dan pasien tampak
cemas dengan penyakit yang ia derita.
2.
Tanda-tanda Vital
Tensi (TD) :
100/70 mmHg
Nadi :
100x/menit
Pernafasan :
28x/menit
Suhu :
37º C
TB :
155 cm
BB :
47 Kg, sebelum sakit ± 49 Kg
3.
Tingkat Kesadaran
Kesadaran umum
pasien tampak lemah dan kesadaran GCS Compos Mentis (15) :
-
motorik : 5
-
verbal : 5
-
mata : 5
4.
Pemereiksaan Tubuh
a. Pemeriksaan
Kepala dan Rambut
Bentuk kepala :
bulat, besar, simetris dan kulit kepala : tidak ada luka, tidak berbau,
berketombe dan tidak berkutu.
Rambut :
pertumbuhan baik, hitam, agak rontok dan tidak berbau.
Wajah :
bulat oval, struktur wajah simetris, wajah pucat.
Kelainan lain :
-
b. Pemeriksaan
Mata
Kelengkapan :
lengkap kanan dan kiri
Kesimetrisan :
kedua mata simetris dan tidak juling
Konjungtiva :
putih pucat
Seklera :
putih
Pupil :
reflek cahaya baik untuk mengecil dan melebar sama besar.
Kelainan lain :
-
c. Pemerikaan
Hidung
Tulang :
normal, idak ada pembengkakan
Lubang :
tidak ada secret, tidak ada sumbatan, tidak ada pendarahan
Cuping :
bernafas normal, cuping tidak bergerak
Daging tumbuh :
tidak ada polip
Kelainan lain :
-
d. Pemeriksaan
Telinga
Bentuk :
simetris
Lubang :
sedikit ada serumen, tidak ada pendarahan, tidak ada benda asing
Ketajaman :
normal
Ukuran :
sedang
Kelenturan :
normal, lentur
Kelainan lain :
-
e. Pemeriksaan
Mulut
Keadaan bibir :
kering dan pucat
Gigi :
caries gigi tidak ada, warna : kekuningan, disela-sela gigi ada sedikit sisi
makanan
Gusi :
tidak ada pendarahan, tidak ada pembengkakan
Lidah :
Warna merah, sedikit kotor, tidak ada pendarahan
Kemempuan menelan :
bias menelan tanpa hambatan (normal)
Kelainan lain :
-
f. Pemeriksaan
Kulit
Kebersihan :
bersih
Kehangatan :
kulit terasa dingin dan pucat
Warna :
pucat
Tekstur :
halus
Tugor :
sedikit turun
Kelainan lain :
-
g. Pemeriksaan
Dada
Bentuk dada :
simetris
Pernafasan :
frekuensi = 28 x / menit
Tanda kesulitan bernafas : tidak ada
Irama :
regular
Kelainan lain :
-
h. Pemeriksaan
Jantung
Palpitasi :
tidak ada pulsasi
Ictus cordis :
normal
Pembesaran jantung :
tidak ada pembesaran (normal)
Auskultasi :
Bunyi
jantung I : suara “lub”
Bunyi jantung
II : suara “dub”
Bunyi jantung
tambahan : tidak ada bunyi
Suara bising :
tidak ada suara
Frekuensi
denyut jantung : 100x/menit
Kelainan lain :
-
i.
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : tidak ada distensi (kembung)
Benjolan : normal
Benjolan : tidak ada
benjolan
Banyangan
pembuluh darah : tidak ada
Auskultasi : peristaltic usus
10x/menit (normal)
Palpasi :
Tanda nyeri
tekan : tidak ada
Benjolan : tidak ada
Tanda acites : tidak ada
Hepar : tidak
teraba
Lien : tidak teraba
Kelainan lain :
-
j. Pemeriksaan
Genetalia
Tidak dilakukan pemeriksaan
k. Pemeriksaan
Neurologi
Tingkat kesadaran : kompos metis
(sadar penuh) GCS (15)
Tanda rangsangan otak : suhu normal,
kepala tidak nyeri, tidak kaku kuduk, terasa mual dan muntah
Saraf otak : semua saraf berfungsi
dengan baik (normal)
Reflek : normal
Kelainan lain : -
l.
Pemeriksaan Status Mental
Kondisi emosi perasaan : biasa (tidak terlalu senang dan tidak
terlalu susah), biasa menerima keadaannya.
Orientasi : pasien dapat berorientasi dengan diri sendiri,
orang lain dan lingkungan
Proses berfikir : ingatan baik, dapat berfikir dengan baik,
dapat ambil keputusan dengan cepat, diajak bicara bias sambung.
Persepsi : persepsi klien kepada dirinya sendiri, orang
lain, lingkungan baik
Bahasa : bahasa dan kata-kata yang digunakan jelas
mudah dimengerti
Kelainan lain : -
V.
DATA
PENUNJANG
Menurut pasien,
pasien pernah dating ke RS sebelumnya dan di diagnosa, lalu pasien mengatakan
menderita penyakit Anemia Defisiensi Besi. Hb saat masuk RS 7,6 g/dl, Hb saat
keluar RS 11,2 g/dl.
VI.
TERAPI
MEDIS
_
PRIORITAS MASALAH
I. Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhibungan dengan intake kurang, akibat Hb
rendah
II. Intoleransi Aktivitas berdasarkan tidak seimbangnya
antara 02 dan kebutuhan.
III. Kurang
pengetahuan tentang penyakit dan pengoatan berdasarkan kurangnya informasi.
ANALISA DATA
No
|
Analisa Data
|
Problem
|
Etiologi
|
I
II
III
|
DS
= Klien mengatakan merasa berat
badannya menurun.
DO
= BB turun sebelum sakit = 49 kg
Saat sakit = 47 kg.
- Mengeluh
mual muntah, nafsu
makan berkurang.
DS = Klien mengatakan dalam aktivitas
pemenuhan kebutuhan tidak bisa
dilakukan sendiri.
DO = - Pasien trebaring di tempat tidur.
-
Pasien
lemah dan merasa lelah.
- Nadi
= 100 x per menit
- Penafasan = 28 x per menit
- TD = 90 / 70 mmHg
DS
= Klien selalu menanyakan penyebab
penyakitnya dan kapan ia bisa
sembuh.
DO
= - Pasien nampak lemas
-
Pasien kurang
bersemangan dalam program pengobatan
|
Ketidakseimbangan
Nutrisi kurang dari
Kebutuhan tubuh
Intoleransi aktivitas
Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan
|
Intake kurang akibat HB turun
Tidak seimbang antara O2 dan kebutuhan.
Kurang
informasi
|
Dx
|
Tanggal
|
Implementasi
|
I
|
20-12-05
|
-
Memerlukan observasi
tanda-tanda vital
T = 100/70 mmHg
N = 100 x / memnit
R = 28 x / menit
-
SH = 370C
-
Membantu memberikan
makanan dalam porsi kecil dan hangat
-
Mengkonsultasikan dengan
ahli gizi
-
Mengkaji
riwayat makanan yang disukai pasien lebih suka makanan yang ada kuahnya
beserta lauknya terserah, tidak suka makan sayuran hijau.
|
II
|
21-12-05
|
-
Mengkaji
kemampuan pasien untuk melakukan tugas
-
Pasien
merasa lelah dan letih serta kesulitan setelah turun dari dari tempat tidur.
-
Mengobservasi
tanda-tanda vital setelah aktivitas
TD : 110/80 mmHg
N : 92 x /
menit
R : 24 x / menit
SH : 370C
-
Membantu klien makan
-
Memberi anjuran pada
klien
|
III
|
22-12-05
|
-
Mengkaji
tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit dan pengobatan
-
Menjelaskan penyebab
penyakitnya pada klien
-
Menjelaskan tujuan
pemeriksaan dan pengobatan
-
Memberikan pendidikan
kesehatan yang berhubungan dengan amemia.
|
CATATAN PERKEMBANGAN
Dx
|
Tanggal
|
Implementasi
|
I
|
20-12-05
|
S : Klien
mengarahkan keadaan masih lemas tapi agak membaik
dari yang
kemarin.
O : - K.U lemah
di tempat tidur
- Terdapat
sedikit makanan yang belum habis di meja makan
- Berat badan menunjukkan sedikit perubahan
- Tanda-tanda Vital
TD : 100 / 70 mmHg
Nadi : 100 x / menit
Pernafasan :
28 x / menit
Suhu : 370C
A : -
Masalah klien belum teratasi
-
Makan belum dihabiskan
- K.U
masih keliahtan lemah
P : Lanjutkan
intervensi
-
Memberikan makanan keadaan hangat
- Menimbang berat badan
|
II
|
21-12-05
|
S : Klien
mengatakan bisa duduk dan bisa merapikan tempat
tidurnya sendiri dan bajunya sendiri dan
mengarah pada
kondisi yang sudah membaik, bisa
beraktivitas tapi sedang.
O : - Pasien rapi
- Makan
dan minum dihabiskan
- Pasien duduk
dan merapikan rambutnya
- Tanda-tanda
Vital
TD : 110 / 80 mmHg
Nadi : 92 x / menit
Pernafasan :
24 x / menit
Suhu : 370C
A : Masalah
teratasi sebagian
P : Langkah intervensi
-
Observasi tanda vital
-
Membantu dalam aktivitas agak berat.
|
III
|
22-12-05
|
S : Klien mengangguk sudah mengerti dan
mengatakan sudah
mampu berjalan ke kamar mandi sendiri
O
: -
Cemas berkurang dan lebih aktif dalam beraktivitas
- Posisi
duduk
- Lebih santai
dan tenang
- Bisa teratasi
A : Masalah teratasi
P : Intervensi
dihentikan
|
BAB
III
PEMBAHASAN
DIAGNOSA
KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA
DEFISIENSI BESI
Ø Diagnosa Keperawatan menurut teori Keperawatan :
1. Intoleransi
aktivitas
2. Perubahan
Nutrisi
3. Resiko
tinggi terhadap infeksi
4. Kerusakan integritas kulit / resiko kerusakan integritas
kulit.
5. Konstipasi
/ diare berhubungan dengan penurunan masukan diet, perubahan proses pencernaan,
efek samping terapi obat.
6. Perubahan
perfusi jaringan.
Ø Diagnosa Keperawatan yang muncul pada pasien :
1. Ketidakseimbang nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake kurang, akibat Hb rendah.
2. Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan tidak seimbang antara O2 dan kebutuhan.
3. Kurang
pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya
informasi.
Ø Antara
Diagnosa Keperawatan menurut teori Keperawatan disbanding dengan Diagnosa
Keperawatan ynag muncul pada pasien, ternyata ada perbedaan, yaitu :
·
Pada pasien Nn “MR” tidak
muncul diagnosa :
1.
Resiko tinggi terhadap
infeksi
Hal ini dikarenakan pasien sudah dapat menjaga
kebersihan dirinya (personal Hygiene) dengan baik.
2.
Kerusakan
integritas kulit / Resiko kerusakan integritas kulit.
Hal ini dikarenakan pasien masih ada pergerakan atau
tidak bedrest di temapt tidur sehingga sirkulasi darah masih sedikit lancar dan
kemungkinan terjadi resiko kerusakan integritas kulit atau dikupitus.
3.
Konstipasi / diare
brhubungan dengan penurunan masukan diet, perubahan proses pencernaan, efek
samping terapi obat.
Hal ini dikarenakan pasien menyukai makanan yang berkuah
sehingga mendapatkan suplai cairan yang cukup.
4.
Perubahan Perfusi Jaringan
Hal ini dikarenakan pasien ini kemungkinan menderita
anemia masih dalam tingkat yang ringan sehingga penurunan suplai darah kapiler
belum begitu besar.
·
Dan Muncul Diagnosa Baru,
yaitu :
1.
Kurangnya pengetahuan
tentang penyakit dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.
Hal ini dikarenakan pasien kurang mendapatkan informasi
kesehatan khususnya tentang penyakit yang ia derita, yaitu kesehatan khususnya
tentang penyakit yang ia derita, yaitu anemia defisiensi besi.
Ø Jadi
Diagnosa yang ada pada teori tidak selalu muncul pada diagnosa pasien, hal ini
dikarenakan kondisi pasien antara satu dengan yang lain berbeda.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No
|
DIANGOSA KEPERAWATAN
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
I
|
Keseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan pengurangan jumlah sel darah
merah, kwantitas hemoglobin, dan volume pada sel darah merah (homotokrit)
|
Setelah dilakukan tindakan keadaan pasien membaik
dengan kriteria :
-
KU : membaik
-
Nafsu
makan naik dengan menghasilkan amper setengah makanan yang dihidangkan
-
Berat badan naik ½-1 kg/4-6
hari
|
1.
Lakukan
observasi pada Tanda-tanda Vital pasien
2.
berikan
makan apa porsi keil tapi sering
3.
Kaji
riwayat nutrisi, termasuk makan yang disukai.
4. Timbang
berat badan tiap hari.
5. Konsultasi
pada ahli gizi.
|
Untuk mengetahui perkembangan status kesehatan klien.
Makan sedikit dapat menurunkan kelemahan-kelemahan
meningktakna pemaukan juga mencegah distergaster.
Mengindentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan
intervensi.
Mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas
intervensi nutrisi.
Membantu membuat rencanan untuk memenuhi kebutuhan
individu.
|
No
|
DIANGOSA KEPERAWATAN
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
II
|
Intoleran aktifitas B/d ketidak seimbangan antara
suplai 02 dan kebutuhan
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
keadaan umum pasien membaik dengan kriteria :
-
Toleransi
aktivitas meningkat (kebutuhan sehari-hari)
-
Nadi N 60 x / menit
-
Pernafasan N 20-24x /
menit
-
Tensi : N 120/80 mmHg
|
1. Kaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas cara-cara
kelelahan, keletihan dan kesulitan.
2. Observasi TD. Nadi, eprnafasan selama dan sesudah
aktifitas.
3. Berikan bantuan dalam aktivitas pasien bila perlu.
4. Anjurkan pasien bila papirasi, nyeri dada nafas pendek,
lemah-lemah.
|
-
Untuk menentukan pilihan
intervansi/bantuan
-
Manifestasi kardio pulmonal dari upaya
jantung dan paru untuk membawa jumlah O2 adekuat kejaringan.
-
Membantu pasien bila
diperlukan.
-
Pegangan kardio pulmonal
berlebihan dapat menimbulkan dekompensasi.
|
No
|
DIANGOSA KEPERAWATAN
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
III
|
Kurang
pengetahuan tentang penyakit dan pengobatannya sehubungan dengan kurangnya
informasi.
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
pengetahuan pasien berubah dengan kriteria :
-
Pasien tidak bertanya
lagi
-
Ekspresi wajah tidak
cemas lagi
-
Pasien bersemangat dalam
pengobaran program.
|
1.
Kaji
ringkas pengetahuan pasien tentang penyakit dan pengobatan
2.
Beri
kesempatan pasien untuk mengekspresikan perasaannya.
3. Jelaskan
tujuan pemeriksaan dan pengobatan
4.
Libatkan
pasien dalam setiap tindakan yang akan dilakukan
5.
Berikan
pendidikan kesehatan yang berhubungan dengan anemia khususnya tentang anemia
defisiensi besi.
|
-
Memeprmudah
dalam intervensi karena tahu tingkat pengetahuan klien.
-
Mengurangi
beban klien mengurangi rasa cemas.
-
Dengan
klien atau maksud dan tujuan klien lebih percaya dan kooperatif.
-
Membuat klien lebih
aktif dan bersemangat.
-
Bertambahnya informasi
tentang penyakit membuat klien lebih siap dalam mensikapi penyakitnya.
|
BAB IV
PENUTUP
1.1
KESIMPULAN
Berdasarkan
Asuhan Keperawatan yang telah kami buat dan juga telah kami implementasikan
pada pasien. Maka kami dapat menyimpulkan bahwa hasil yang kami peroleh telah
sesuai dengan apa yang kami harapkan walaupun tidak sepenuhnya sesuai dengan
Asuhan Keperawatan yang ada menurut teori, tapi efektivitas Asuhan Keperawatan
yang telah dibuat telah terbukti dengan kesembuhan pasien atau peningkatan
status kesehatan pasien.
1.2
SARAN
Dari Asuhan Keperawatan yang telah
kami buat, kami menyarankan bagi pembuat Asuhan Keperawatan berikutnya agar
lebih teliti dan akurat dalam pengkajian agar diagnosa yang diangkat sesuai
dengan keluhan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Price, A. Sylvia. 2006. Patofisiologi Edisi I, EGC
: Jakarta.
Mansjoer, Arif.
2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I.
EGC : Jakarta.
Nanda. 2002. Diagnosis Keperawatan Nanda, EGC :
Jakarta.
Comments