ASKEP PSORIASIS

A.  Defenisi
      Psorisis merupakan penyakit inflamasi non infeksius yang kronik pada kulit dimana produksi sel-sel epidermis terjadi dengan kecepatan  ± 6 hingga 9 kali lebih besar dari pada kecepatan yang normal. (Brunner & Suddarth, 2002)
      Psoriasis adalah suatu dermatosis yang karonik residif dengan gambaran klinis yang khas yaitu adanya makula eritamatosa yang berbentuk bulat atau tebal lonjong dengan diatasnya ada skuama yang tebal, berlapis-lapis dan berwarna putih mengkilat. (Kapita Selekta Kedokteran, 2001)

B.  Etiologi
      Secara pasti belum dapat diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu :
  1. Genetik/herediter
Penyakit ini diturunkan melalui suatu gen yang dominan
  1. Defek pada epidermis
Ditemukan adanya peningkatan dari ribonuklease dan penurunan dari deoxyribonuklease pada sel-sel epidermis
  1. Defek enzim pada kulit.
Pada epidermis yang normal prpses keratinisasi berlangsung dalam 24 hari, sedangkan pada psoriasis proses tersebut berlangsung dalam 3-4 hari.


  1. Hormonal
Hal ini terlihat terutama pada wanita tetapi belum jelas hubungannya. Pada wanita, insidens psoriasis meningkat pada masa pubertas dari pada masa klimakterium.
  1. Tekanan mental terutama pada orang dewasa.
  2. Infeksi
Infeksi merupakan faktor pencetus dan faktor yang memperberat timbulnya psoriasis, biasanya infeksi akut seperti tonsilitis. Pada anak-anak serung ditemukan psoriasis yang timbul 2 minggu setelah tonsilitis.
  1. Sinar matahari
Pada bangsa-bangsa yang sering terkena sinar matahari jarang terkena psoriasis.

C.  Patofisiologi
      Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tamabahan. Dimulai dengan makula dan papel eritematosa dengan ukuran mencapai lentikular numular yang menyebar secara sentrifugal. Akibat penyebaran yang seperti ini dijumpai beberapa bentuk psoriasis. Bentuk titik (psoriasis pungtata), bentuk tetes-tetes (psoriasis gutata), bentuk numular (psoriasis numular), psoriasis folikularis atau psoriasis universalis (pada seluruh tubuh).

D.  Manifestasi klinik
            Lesi muncul sebagai bercak-bercak merah benjol pada kulit yang ditutupi oleh sisik berwarna perak. Bercak-bercak bersisik tersebut terbentuk karena penumpukan kulit yang hidup dan mati akibat peningkatan kecepatan pertumbuhn serta pergantian sel-sel kulit yang sangat besar. Jika sisik tersebut dikerok, maka terlihat dasar lesi yang berwarna merah gelap dengan titik-titik perdarahan. Bercak-bercak ini tidak basa dan bisa terasa gatal atau tidak gatal.
            Lesi dapat tetap berukuran kecil sehingga terbentuk psoriasis gutata. Biasanya lesi melebar secara perlahan-lahan, tetapi setelah beberapa bulan kemudian, lesi-lesi tersebut akan menyatu sehingga terbentuk bercak irreguler yang lebar. Psoriasis dapat menimbulkan permasalahan mulai dari masalah kosmetika yang mengganggu hingga keadaan yang menimbulkan cacat dan ketidak mampuan fisik.
            Tempat-tempat tertentu pada tubuh cenderung terkena kelainan ini. Termpat-tempat tersebut mencakup kulit kepala, daerah sekitar siku serta lutut, punggung bagian bawah dan genitalia. Psoriasis  juga dapat ditemukan pada permukaan ekstensor lengan dan tungkai, daerah disekitar sakrum serta lipatan intergluteal. Distribusi simetri bilateral merupakan ciri khas psoriasis. Pada kurang lebih seperempat hingga separuh dari pasien-pasien, kelainan tersebut mengenai kuku  yang menyebabkan terjadinya pitting, perubahan warna kuku serta penggumpalan pada ujung bebas dan pemisahan lempeng kuku.  Kalau psoriasis terjadi pada telapak kaki dan tangan keadaan ini bisa menimbulkan lesi pustuler.

E.  Bentuk Klinis
      Pada psoriasis terdapat berbagai bentuk klinis :
  1. Psoriasis Vulgaris
Bentuk ini paling lazim terdapat karena itu disebut vulgaris. Dinamakan pula tipe plak karena lesi-lesinya berbentuk plak.
  1. Psoriasis gutata
Diameter kelainan biasanya tidak melebihi 1 cm. Timbulnya mendadak dan desimata, umumnya setelah infeksi stafilokokus edisaluran nafas bagian atas sehabis influensa atau mosbili, terutama pada anak dan dewasa muda. Selain itu juga dapat timbul infeksi yang lain, baik bakterial maupun viral.
  1. Psoriasis Infeksa (Psoriasis fleksural).
Psoriasis tersebut mempunyai tempat predileksi pada daerah fleksus sesuai dengan namanya.
  1. Psoriasis exudativa
Bentuk tersebut sangat jarang. Biasanya kelainan psoriasis kering, tetapi pada bentuk ini kelainanya membasa seperti dermatitis akut.
  1. Psoriasis seboroik ( Seboroyasis)
Gambaran klinis psoriasis seboroik merupakan gabungan antara psoriasis dan dermatitis seboroik, skuama yang biasanya kering menjadi agak berminyak dan agak lunak. Selai berlokasi pada tempat yang lazim juga pada tempat seboroik.
  1. Psoriasis pustulosa
Ada dua pendapat mengenai psoriasis pustulosa :
Pertama dianggap sebagai penyakit tersendiri;  kedua dianggap sebagai varian psoriasis. Terdapat dua bentuk psoriasis pustulosa bentuk lokalisata contohnya psoriasis pustulosa pulmo plantar (barber) dan bentuk generalisata, contohnya psoriasis pustulosa gen akut.

  1. Eritroderma psoriatik
Dapat disebabkan oleh pengobatan topikal yang terlalu kuat atau oleh penyakit sendiri yang meluas. Biasanya lesi yang khas untuk psoriasis tidak tampak lagi karena terdapat eritema dan skuamar yang tebal dan menyeluruh. Ada kalanya lesi psorisis masih tampak samar-samar yakni lebih eritematosa dan kulitnya lebih tinggi.

F.   Komplikasi dan Prognosis
      1.   Eritroderma
            Beberapa psoriasis dapat berubah menjadi eritroderma. Hal ini disebabkan oleh :
a.       Tekanan mental
b.      Obat-obatan diantaranya pemakaian obat-obat kuinidin (derivat dari kinina)
c.       Terapi berlebihan.
      Pemakaian preparat terapi yang berlebihan misal konsentrasi yang lebih dari 20 %.
d.      Fokal infeksi
Umumnya kalau terjadi komplikasi eritroderma prognosisnya kurang baik dan sering sukar disembuhkan meskipun telah diberi bermacam-macam pengobatan termasuk kortikosteroid.
2.      Artritis
Dapat monoartritis maupun poliartritis dan dapat menyerang sendi kecil dan sendi besar. Pada kedaan ini perlu di DD/ dengan artritis rematoid.
      Prognosis
      Meskipun psoriasis tidak menyebabkan kematian tetapi bersifat kronis dan residif.
G.  Penatalaksanaan.
      Karena penyebab psoriasis belum diketahui dengan pasti, maka belum ada obat pilihan psoriasis sebaiknya diobati secara topikal, jika hasilnya tidak memuaskan baru dipertimbangkan pengobatan sistemik, karena efek sampimg pengobatan sistemik lebih banyak.
  1. Terapi topikal
Ada beberapa obat yang dapat dianggap sebagai anti psoriasis yaitu :
a.       Preparat ter, Ada 3 macam preparat ter yaitu :
·         Ter dari kayu : oleum cadini, pix liquid, oleum nisci
·         Ter batu bara : liantral, liquor carbonis detergent
·         Ter fosil : Ictiol
                        Yang dipakai untuk pengobatan psoriasis adalah preparat ter dari kayu dan batu bara. Preparat ter dari batu bara efeknya lebih kuat dari 0ada ter dari kayu tetapi daya erosi terhadap kulit lebih besar. Jadi untuk psoriasis yang kronik dipakai preparat ter dari batu bara, sedang kasus baru dipakai preparat ter dari kayu. Efek dari preparat ter adalah anti gatal, keratolitik, vasokostriksi dan menaikkan ambang  ransang.
b.      Mercury praecipitatum album
            Preparat ini mengandung Hg yang dapat menimbulkan dermatitis kontak dan bila dipakai terlalu banyak dan terlalu lama terjadi kelainanan ginjal (Nefritis). Pada terapi topikal biasanya obat-obat tersebut diatas digunakan dalam kombinasi. Disamping itu perlu pula dikombinasi dengan Asam salisilat untuk memperkuat daya kerja pemakaian obat ini sebaiknya sesudah mandi.
            Bila lesi generalisata atau universal pemakaian obat tersebut dapat secara parsial, misalnya hari I yang diobati muka dan ekstremitas atas, hari II badan, hari III ekstremitas bawah, hari IV muka dan ekstremitas, dan seterusnya.
            Disamping itu harus diperiksa kadar protein urin tiap minggu. Hal ini juga perlu dilakukan pada pemakaian pada pemakaian obat-obat tersebut jangka panjang. Bila terjadi komplikasi eritroderma, pengobatan dan preparat ter harus dihentikan kemudian diberi prednison tablet 3 x 10 mg/hari. Untuk melunakkan kulit dan menghilangkan squama dapat diberikan lanolin 5 (10%) dan      vaselin ad 50.
  1. Terapi sistemik
Bisanya diberikan :
    1. Kortikosteroid
Kortikosteroid hanya digunakan pada eritroderma psoriasis eritrodermik dan psoriasis pustulosa generalisata. Dosis permulaan   40-60 mg prednison sehari. Jika telah sembuh dosis diturunkan perlahan –lahan
b.      Obat sitostatik yang biasanya digunakan adalah metotreksat. Indikasinya ialah untuk psoriasis, psoriasis pustulosa, psoriasis artritis dengan lesi kulit, dan eritroderma karena psoriasis yang sukar terkontrol dengan obat standar. Kontraindikasinya ialah jika terdapat kelainan hepar, ginjal, sistem hematopoetik, kehamilan, penyakit infeksi aktif (misalnya Tuberkulosis), ulkus pepetikum, kolitis ulserosa dan psikosis.
c.       Levodova
Levodova sebenarnya dipakai untuk penyakit parkinson. Diantaranya penderita parkinson sekaligus juga menderita psoriasis, ada yang membaik psoriasisnya dengan pengobatan levodova. Efek samping yaitu muntah, mual, anoreksia, hipotensi, gangguan psikik dan pada jantung.
d.      DDS
DDS (Diaminodifenilsulfon) dipakai sebagai pengobatan psoriasis pustulosa tipe barber dengan dosis 2 x 1000 mg sehari. Efek samping yaitu anemia hemolitik, methemoglobinemia, dan agranulositosis.
e.       Etretinat (tegison,  tigason)
            Obat ini merupakan retinoid aromatik, digunakan bagi psoriasis yang sukar disembuhkan dengan obat-obat lain mengingat efek sampingnya. Dapat pula digunakan untuk eritroderma psoriatik. Cara kerjanya belum diketahui pasti. Pda psoriasis oba tersebut mengurangi proliferasi sel epidermal pada lesi psoriasis dan kulit normal.
            Efek sampingnya sangat banyak diantaranya; pada kulit (menipis), selaput lendir pada mulut, mata dan hidung kering, peningkatan lipid darah, gangguan fungsi hepar, hiperostosis dan teratogenik.

f.       Siklospurin
Efeknya ialah imunosupresif. Dosisnya 6 mg/kg BB sehari. Bersifat nefrotoksik dan hepatotoksik. Hasil pengobatan untuk psoriasis baik, hanya setelah obat dihentikan dapat terjadi kekambuhan.

H.  Proses keperawatan
      1.   Pengkajian
                        Pengkajian keperawatan berfokus pada cara pasien menghadapi kondisi kulit yang psoriatik, penampakan kulit normal dan penampakan lesi kulit. Manifestasi utama yang terlihat adalah papula merah bersisik yang menyatu untuk membentuk plak berbentuk oval dengan batas yang jelas. Sisik atau skuama yang berwarna putih perak juga terdapat. Daerah kulit didekatnya akan memperlihatkan plak yang licin dan merah dengan permukaan yang mengalami maserasi. Pemeriksaan harus dilakukan pada daerah-daerah khususnya yang cenderung untuk mengalami psoriasis, yaitu siku, lutut, kulit kepala, celah gluteus, jari-jari tangan dan jari-jari kaki (untuk menemukan lubang-lubang kecil).
                        Perawat harus menilai dampak penyakit tersebut pada pasien dan strategi koping yang digunakan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari serta interaksi antara anggota keluarga dan teman-teman. Banyak pasien perlu ditentramkan  khawatirannya dengan penjelasan bahwa penyakitnya itu tidak menular, bukan mencerminkan higiene perorangan yang buruk dan juga bukan kanker kulit.

2.   Diagnosis
Diagnosis keperawatan.
      Berdasarkan data-data hasil pengkajian keperawatan, diagnosis keperawatan pasien yang utama mencakup.
a.       Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit dan terapinya.
b.      Gangguan integritas kulit yang  lesi dan reaksi inflamasi.
c.       Gangguan citra tubuh terhadap penampakan diri dan persepsi diri tentang ketidak bersihan
3.      Perencanaan dan Implementasi
Sasaran utama bagi pasien dapat mencakup bertambahnya pemahaman tentang psoriasis dan program terapinya, tercapainya kulit yag lebih licin dengan pengendalian lesi, timbulnya kesadaran untuk penerimaan diri dan tidak terdapatnya komplikasi.
4.      intervensi keperawatan
a.       Meningkatkan pemahaman
b.      Menigkatkan integritas kulit
c.       Memperbaiki konsep diri dan citra tubuh
d.      Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan dirumah
e.       Pemantauan dan penanganan komplikasi potensial
5.      Evaluasi
Hasil yang diharapkan
a.  Mencapai pengetahuan dan pemahaman terhadap proses penyakit serta terapinya
·         Mendeskripsikan psoriasis dan terapi yang dipreskripsikan
·         Mengutarakan dengan kata-kata bahwa trauma, infeksi dan stress emosional merupakan faktor pemicu.
·         Mempertahankan pengendalian penyakit dengan terapi yang tepat.
·         Memperagakan penggunaan terapi topikal yang benar.
b.      Mencapai kulit yang lebih halus dan pengendalian lesi
·         Tidak ada lesi baru yang timbul
·         Mempertahankan kulit agar selalu terlumasi dan lunak
c.       Mengembangkan kesadaran untuk penerimaan diri.
·         Mengidentifikasi orang yang bisa diajak untuk membicarakan perasaan dan keprihatinan.
·         Mengekspresikan optimisme tentang hasil akhir terapi.
d.      Tidak mengalami atritis psoriatil
·         Tidak mengalami gangguan rasa nyaman pada sendi
·         Lesi kulit dapat dikendalikan tanpa perluasan penyakit.






PENGKAJIAN DATA DASAR
I.    Identitas Diri klien
      Nama                                 : Tn.A                                      Tanggal MRS  : 29 Nov 2005
      Tempat/ tanggal lahir        : Barru/ 4 oktober 1975           NO.RM           : 046820
Umur                                 : 30 tahun                                Sumber informasi : Klien dan              orang tuanya
      Jenis Kelamin                    : Laki-laki
      Keluarga terdekat yang dapat segera di hubungi : Orang tua klien
      Alamat                              : Jl. Kumala No.112 Makassar
      Status perkawinan             : Belum menikah
      Agama                               : Islam
      Suku                                  : Bugis
      Pendidikan                                    : SMA (Tamat)
      Pekerjaan                           : Wiraswasta
      Lama bekerja                     : ± 9 tahun
II. Status kesehatan Saat ini
   1.   Alasan masuk / Keluhan utama
         Kulit mengelupas dan kemerahan pada seluruh permukan tubuh (bersisik)
2.   Faktor pencetus
      Klien mengatakan tidak mengetahui penyebab timbulnya kulit mengelupas, merah dan bersisik
3.   Lamanya Keluhan
      Klien mengatakan penyakitnya dialami sejak ± 4 tahun
4.   Timbulnya keluhan menurut klien secara bertahap dimulai dari dahi kemudian menjalar kelengan dan akhirnya diseluruh permukaan tubuh.
5.   Faktor yang memperberat
      Menurut klien sejak ia melakukan pengobatan alternatif berupa anjuran dari dukun yang menggunakan daun dan daging hewan sebagai pengobatan.
6.   Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya sendiri
      Sebelum masuk rumah sakitklien berobat ke dukun dan beberapan dokter umum dan dokter spesialis, namun menurut klien tidak ada hasilnya. Bahkan menurut klien dia sudah mengkomsumsi bermacam-macam obat medis, misalnya dexametason, insidal dan sebagainya.
7.   Diagnosa medik
1.            Eritroderma tgl 29 Juli 2005
2.            Psoriasis tgl 19 Agustus 2005
3.            Psoriasis vulgaris tgl 5 September 2005 berdasarkan hasil pemeriksaan histopatologi
4.            DDS ekstropion + lagoftalmus, tgl 30 Juli 2005 berdasarkan hasil konsultasi   dan pemeriksaan oleh dokter spesialis mata.
III. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
      1.   Penyakit yang pernah dialami
      Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang membuatnya dirawat  di rumah sakit sejak kecil. Klien tidak pernah di operasi.
2.   Klien mengtakan dia alergi makan telur dan ikan asin karena saat makan telur dan ikan asin, klien merasa gatal.
3.   Klien mengatakan kurang mengetahui riwayat imunisasi yang didapatnya
4.   Klien tidak pernah mengkomsumsi/ menggunakan rokok, kopi, obat-obatan, ataupun alkohol.
5.   Obat-obatan
      klien mengunakan obat-obatan dari dukun dan dokter sejak menderita penyakitnya, menurut klien oba-obatanyang didapatnya selama ini tidak banyak membantu dalam mengatasi penyakitnya.
6.   Pola nutrisi
      Berat badan 60 kg
      Tinggi badan 165 cm
·         Jenis makanan yang dikomsumsi kien : nasi, sayur, ikan (lauk pauk)
·         Makanan yang disukai klien
·         Makanan yang tidak disukai klien
·         Tidak ada makanan pantang kecuali ikan asin dan telur
·         Nafsu makan : baik, porsi makanan yang diberi dihabiskan oleh klien.
Perubahan berat badan 6 bulan terakhir : klien megatakan tidak mengetahui perunahan berat badannya. (lupa)
7.   Pola eliminasi
            a.   Buang Air besar
                  Frekuensi               : 1 kali sehari
                  Konsistensi            : padat dan lunak
                  Waktu                   : pagi hari
                  Klien tidak pernah menggunakan pancahar.
b.      Buang Air Kecil
      Frekuensi               : 4-5 kali sehari
      Warna                    : kuning muda dan jernih
      Bau                        : amoniak
8.   Pola tidur dan istirahat
·         waktu tidur (jam), malam : 21.00 -05.00
                                    siang    : 14.00- 13.00
·         lama tidur : ± 8 jam/hari
·         Kebiasaan pengantar tidur : membaca buku/koran dan mendengar musik
·         Kebiasaan saat tidur : tidak ada
·         Tidak ada kesulitan dalam hal tidur
9.   Pola Aktivitas Dan Latihan
a.   Kegiatan dalam pekerjaan : sebagai kaligrafer, klien dalam bekerja  lebih      banyak menggunakan tangannya.
b.   Olah raga : Klien mengatakan tidak mempuyai jadwal rutin/ khusus dalam berolah raga.
c.   Kegiatan diwaktu luang digunakan untuk berkumpul bersama keluarga.
10. Pola Pekerjaan
a.   Jenis pekerjaan : kaligrafer ditekuni sejak tammat dari SMA
b.   Jumlah jam kerja : tidak tetap
c.   Jadwal kerja sesuai dengan permintaan.
IV. Riwayat Keluarga
      Menurut klien, dalam keluarga tidak ada yang pernah menderita penyakit yang sama. 
V.  Riwayat Lingkungan
      Menurut klien , lingkungan sekitar rumahnya bersih, tidak ada bahaya, tidak ada polusiterutama yang berasal dari gas buangan kendaraan yang banyak lalu-lalang disekitar rumah.
VI. Aspek Psikososial
      1.   Pola pikir dan persepsi
            a.   Klien tidak menggunakan alat abntu pendengaran dan penglihatan
            b.   Klien mengatakan tidak pernah mengalami pusing atau kesulitan lainnya
      2.   Persepsi sendiri
a.  Hal yang amat dipikirkan saat ini adalah bagaimana ia dapat sembuh dari penyakit yang dialami (klien merasa malu dengan keadannya)
b.  Harapan setelah menjalani perawatan; penyakitnya dapat sembuh dan tidak kambuh lagi.
c.   Perubahan yang dirasa setelah sakit;
      Gatalnya sudah mulai hilang (tidak mengganggu lagi) sejak 2 minggu yang lalu, meski kadang-kadang masih sering timbul juga.
   3.   Suasana hati klien saat ini hanya berfokus pada dirinya/penyakitnya sendiri dan sering bertanya akan proses penyembuhan penyakitnya. Klien merasa kurang percaya diri dengan keadaan / penyakitnya.
      4.   Hubungan / Komunikasi
a. Klien berbicara dengan sangat jelas, dengan menggunakan bahasa  indonesia dan kadang menggunakan bahasa daerah.
      Klien adalah orang yang humoris
      Klien mampu mengekspresikan persaan dan mengerti orang lain.
b.      Klien tinggal dengan paman dan bibinya
c.       Kebiasaan keluarga
·         Klien dan keluarga menganut adat istiadat budaya bugis
·         Pembuatan keputusan dalam keluarga oleh orangtua
·         Pola komunikasi dalam keluarga sangat harmonis
·         Keuangan keluarga cukup memadai
·         Tidak ada kesulitan hubungan dalam keluarga baik terhadap orang tua, sanak saudara maupun orang lain.
      5.   Kebiasaan seksual
      Klien saat ini belum menikah  (masih sendiri) karena klien merasa belum sembuh dari penyaitnya namun klien juga paham dengan pendidikan seksual.
6.   Pertahanan Koping
a.         Pengambilan keputusan dalam keluarga sebagian besar adalah ayah klien.
b.   Yang disukai klien tentang dirinya adalah kemampuannya dalam membuat  kaligrafi.
c.   Menurut klien tidak ada yang perlu dirubah dalam hidupnya, semuanya sudah dipasrahkan 0ada Tuhan YME.
d.   Yang dilakukan klien jika stress adalah diam, banyak beribadah dan berdoa.
e.   Yang diharapkan klien dan perawat adalah membantunya dalam proses penyembuhan dan memberikan penjelasan tentang penyakitnya.
      7.   Spiritual – Keyakinan
            a.   Sumber kekuatan klien dalam keluarga adalah orang tuanya yang selalu merawat, menemani dan memberinya support.
            b.   menurut klien, Allah, agama dan kepercayaan adalah hal yang sangat penting untuk dia
            c.   Klien taat dalam menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaannya
            d.   Klien masih taat melaksanakan kegiatan agama/ibadah selama berada di rumah sakit.
VII. Pengkajian fisik
      1.   Kepala
            Bentuk mesoncephal, rambut pendek, tidak mudah dicabut, warna hitam, cukup bersih, tidak ada keluhan sakit kepala  / pusing.
2.   Mata
      Ukuran pupil D/S ± 2 mm, isokor, reaksi terhadap cahaya baik, bentuk bulat simetris ki/ka, konjungtiva merah (tidak anemis), fungsi penglihatan baik, tidak ada tanda radang, pemeriksaan mata terakhir tanggal 30 Juli 2005, tidak pernah operasi, tidak meggunakan kaca mata dan lensa kontak.
3.   Hidung
      Lubang simetris ki/ka, tidak ada tanda-tanda radang, tidak ada sekret, tidak ada deviasi septum, tidak ada riwayat alergi, tidak nyeri tekan.
4.   Mulut dan Tenggorokan
      Klien terakhir periksa gigi pada tanggal 30 Juli 2005 dan dianjurkan untuk mencabut gigi gerahamnya yang berlubang serta membersihkan karang giginya. Klien tidak mengalami kesu;itan menelan dan gangguan berbicara. Kebersihan mulut dan gigi baik, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan limfe.
5.   Pernafasan
      Kesan normal, pergerakan dada ikut pola nafas, simetris ki/ka, tidak ada bunyi nafas tambahan, klien tidak perna di rontgen.
6.   Sirkulasi
      Nadi perifer (radial) teraba reguler, CRP ± 2 detik, tidak tampak peningkatan tekanan vena jagularis, s1 dan s2 murni, s3 dan s4 tidak ada, bunyi murmur dan gallop tidak ditemukan, tidak ada nyeri dada, edema dan palpitasi, tidk ada cyanosis, clubbing.
7.   Abdomen
      Bentuk datar, pergerakan ikut pola nafas, tidak nyeri tekan, tidak tampak adanya distensi abdomen, tidak teraba perbesaran hati, limfa dan ginjal.


8.      Ekstremitas
Tangan            : Simetris ki/ka, tampak kemerahan, pergerakan baik, tampak ada skuama.
Kaki                : Simetris ki/ka, tampak kemerahan, ada skuama, pergerakan baik, tidak menggunakan alat bantu.
9.      Nutrisi
Jenis diet makanan biasa, nafsu makan baik, tidak ada mual dan muntah, intake cairan cukup (± 5 - 8 gelas/hari).
10.  Eliminasi
·         Frekuenai buang air besar 1 kali sehari, tidak konstipasi, tidak diare.
·         Frekuensi buang air kecil 4 -5 kali sehari, tidak ada inkontinensia, hematuria, tidak menggunakan kateter.
11.  Kebersihan diri
Kebersihan mulut, gigi,  badan, kuku tangan dan kaki cukup bersih.
12.  Kesaan perawat terhadap klien
·         Klien tampak cemas dengan penyakitnya
·         Klien tampak kurang percaya diri dengan keadaannya
·         Sebelum masuk rumah sakit klien sudah berusaha berobat ke dukun dan dokter spesialis, tapi tidak menemukan hasil yang baik untuknya.
·         Klien tampak pasrah pada Tuhan YME.

13.  Therapi
·         Prednison       
·         Zinkovit
·         Interhistin
·         Stimuno
·         Lanolin
·         Vaselin
·         Cinolon


PATOFISIOLOGI
            Stress                                   Produksi Sel Epidermis






 


Peningkatan histamin                  Peningkatan Jumlah Sel Basal


      Reaksi Gatal                      Lapisan sel Basal Epirmis KeStratum
                                                             Corneum lebih cepat
      Krusta Halus                                 Terjadi Maserasi


           Bulla                             Pertumbuhan Sel yang Abnormal






 


           Erosi                             Terbentuk Lapisan Protektif Kulit
                                                              Yang Abnormal
        Excoriasi                             Lesi pada kulit Yang ditutupi        


     Krusta kasar                             Sisik yang Berwarna putih 
                                                                (Skuama)
                                                              Reaksi Inflamasi
      Gangguan Integritas       kulit
 
  Perubahan status                                                                                Ketakutan penolakan/
        Kesehatan                                                                                       Reaski orang lain






 
Stressor bagi Klien                                                                                Keputusasaan/Fristasi
Koping Individu Infektif                                                                    Perasaan negatif  Tentang
                                                                                                                       Diri sendiri


 


 Gangguan Citra  tubuh
 
  Cemas
 
                                                                                                          



KLASIFIKASI DATA
DATA SUBJEKTIF
·         Klien mengatakan  bdannya bersisik dan berwarna merah.
·         Klien mengatakan kulitnya kadang terasa gatal.
·         Klien mengatakan tidak mengetahui penyebab timbulnya penyakitnya.
·         Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit sudah berobat kedukun dan dokter spesialis tapi tidak menemukan hasil yng baik untuknya.
·         Klien mengatakan bat-obat yang didapatnya selama ini tidak banyak membantu dalam mengatasi penyakitnya.
·         Klien mengatakan merasa malu dengan keadaannya.
·         Klien mengatakan sudah memasrahkan semuanya pada Tuhan.

DATA OBJEKTIF
·         Tampak eritema dan skuama pada seluruh ubuh klien.
·         Kulit tampak bersisik, jika digaruk tampk fenomena goresan lain.
·         Klien tampak cemas dengan keadaannya.
·         Klien selalu menyentuh tubuhnya.
·         Ekspresi wajah tegang.



ANALISIS DATA

DATA

ETIOLOGI

MASALAH
Data Subjektif
- Klien mengatakan badanya   bersisik dan berwarna merah
- Klien mengatakan kulitnya kadang terasa gatal

Data objektif
-Tampak eritema dan skuama pada seluruh tubuh klien.
- Kulit tampak bersisik, jika digaruk tampak fenomena tetesan lain.
- Klien tampak selalu menyentuh tubuhnya




Produksi sel epidermis


 


Peningkatan jumlah sel basal


 


Lapisan sel basal epidermis kestratum korneum lebih cepat
 


Terjadi maserasi


 


Pertumbuhan sel yang abnormal


 


Terbentuk lapisan protektif kulit yang abnormal


 


Lesi pada kulit yang ditutupi sisik yang berwarna putih (skuama)


 


Reaksi Inflamasi sel


 


Gangguan Intergritas kulit

Gangguan Integritas Kulit

Data Subjektif
- Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit sudah berobat kedukun dan Dokter spesialis, tetapi tidak menemukan hasil yang baik untuknya
- Klien mengatakan merasa malu dengan keadaannya
- Klien mengatakan kurang pecaya diri dengan keadaannya.
- Klien mengtakan sudah memasrahkan semuanya pada Tuhan
Data objektif
- Klien tampak jelas dengan keadaannya
- Klien selalu menyentuh tubuhnya
- Ekspresi wajah tegang

Lesi pada kulit yang ditutupi sisik yang berwarna putih (skuama)


 


Ketakutan penolakan ?Reaksi orang lain


 


Keputusasaan/frustasi


Persan negatif tentang diri sendiri


 


Gangguan citra tubuh








Gangguan Citra Tubuh


Data subjektif
- Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit sudah berobat kedukun dan Dokter spesialis tapi tak berhasil sembuh
- Klien sering menanyakan tentang penyakitnya
- Klien mengatakan merasa malu dengan keadaannya
- Klien mengatakan obat-obat yang didapat selama ini tidak banyak membantu
Data objektif
- Klien tampak cemas dengan keadaannya
- Ekspresi wajah tegang.



Lesi pada kulit yang ditutupi sisik yang berwarna putih (skuama)


 


Perubahan status kesehatan


Stressor bagi klien
 


Koping individu inefektif


 


Cemas


Cemas

RENCANA KEPERAWATAN
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
1
2
3
4
5
1
Gangguan integritas kulit b/d lesi dan reaksi inflamasi, ditandai :

Data subjektif
- Klien mengatakan badannya bersisik dan berwarna merah
- Klien mengatakan kulitnya kadang terasa gatal

Data objektif
- tampak eritema dan skuama pada seluruh tubuh klien
- Kulit tampak bersisik, jika digaruk tampak fenomena tetesan lilin.
- Klein tampak selalu menyentuh tubuhya
Klien menunjukkan kulit yang lebih halus dan pengendalian lesi, dengan kriteria

- Tidak ada lesi baru yang timbul

- Mempertahankan kulit agar selalu terlumasi dan lunak

- Eritema dan skuama hilang

- Tidak gatal
1. Observasi keadaan klien integumen setiap hari




2. Dianjurkan klien untuk mencubit atau menggaruk kulit/daerah yang sakit.

3. Beri HE tentang pentingnya menjaga kelembaban kulit.



4. Anjurkan klien untuk mengoleskan vaselin pada kulitnya













5. Berikan pengobatan sesuai dengan dosis yang dianjurkan.

- Memberikan informasi dasar tentang kebutuhan penampakan kulit dan sebagai acuan bagi intervensi selanjutnya.
- Untuk menghindari terjadinya cedera kulit yang bisa memacu kerusakan integritas kulit yang lebih luas.
- Tindakan untuk mencegah kekeringan kulit, sangat perlu karena kulit yang kerig akan memperburuk keadaan psoriasis.
- Untuk mencegah kekeringan kulit. preparat emolien memiliki efek pelembab dengan menimbulkan lapisan oklusif pada permukaan kulit sehingga kehilangan air dapat dihambat sehingga menimbulkan rasa nyaman pada luka dan mengurangi pembentukan sisik.
- Pengobatan yang diberikan sesuai dosis yang dianjurkan dapat membantu dalam proses penyembuhan.
2
Gangguan citra diri b/d perasaan negatif (malu) terhadap penampakan dan persepsi diri, ditandai dengan:

 Data Subjektif
- Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit sudah berobat kedukun dan dokter spesialis tapi tidak ada hasilnya
- Klien mengatakan merasa malu dengan keadaannya
- Klien mengatakan kurang percaya diri dengan keadaannya
- Klien mengatakan sudah memasrahkan semua pada Tuhan.

Data subjektif
- Klien tampak cemas dengan keadaannya
- Klien selalu menyentuh tubuhnya
- Ekspresi wajah tegang

Klien akan menunjukkan penerimaan penampilan diri dengan kriteria :
- klien mau berhubungan dengan orang lain

- Klien menerima keadaannya
- Tidak selalu menyentuh tubuhnya
- klien tidak merasa rendah diri.
1. Kaji  makna perubahan yang dialami pasien







2. Dorong individu untuk mengekspresikan perasaannya, bertanya mengenai masalah penanganan perkembangan dan prognosa kesehatannya.


3. Berikan HE tentang proses terjadinya penyakit


4. Beri kesempatan pada orang terdekat berbagi perasaan dan ketakutan.




5. Informasi/anjuran kepada keluarga / orang terdekat untuk selalu menemani dan membesuk klien.
6. Berikan penguatan positif terhadap kemajuan proses penyembuhan.
- Episode traumatik mengakibatkan perubahn tiba-tiba, tidak diantisipasi, membuat perasaan aktual yang dirasakan. Ini memerlukan dukungan dalam perbaikan.
- Membantu mengenal masalah yang dihadapi sekaligus merupakan sala satu teknik komunikasi terapeutik dalam membina hubungan yang terapeutik pula.
- Meningkatkan/ menambah pengetahuan klien tentang proses tejadinya penyakit
- Keluarga akan merasa diperhatikan dan klien akan merasa dibantu dengan keberadaan / keterlibatan orang terdekat.
- Klien akan merasa diperhatikan sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri
- Kata-kata penguatan dapat mendukung terjadinya perilaku koping yang adaptif.









DAFTAR PUSTAKA


Brunner dan Suddarth; 2002, KMB, Edisi VIII, EGC.
Mansur Aris, (2001) , Kapita Selekta,  edisi III , Media Aeftulapiut.

Comments

Popular Posts