PERAWATAN GAWAT DARURAT
PERAWATAN GAWAT DARURAT
Perawatan gawat darurat adalah perawatan
yang diberikan kepada pasien yang mengalami keadaan gawat darurat yang
memerlukan tindakan perawatan segera dengan menyadari arti pentingnya
ketelitian, kecepatan, dan ketepatan.
Klasifikasi Keadaan Gawat Darurat
Keadaan gawat darurat dapat
diklasifikasikan menjadi tiga keadaan yaitu:
1. Keadaan gawat tidak darurat.
Contoh: Koma hepatikum.
2. Keadaan darurat tapi tidak
gawat.
Contoh: Luka tanpa komplikasi
lain
3. Keadaan gawat darurat.
Contoh: Henti jantung, henti
napas, dan lain-lain.
Tujuan Penanggulangan Pasien Gawat
Darurat:
1. Mencegah kematian.
2. Mencegah kecacatan.
3. Rujukan pasien gawat darurat.
4. Penanggulangan bencana.
Penyebab Kematian
Beberapa keadaan yang paling
sering menyebabkan kematian, baik dalam waktu yang singkat maupun jangka
panjang, dapat digolongkan menjadi 6 keadaan yaitu:
1. Kegagalan system otak.
2. Kegagalan system pernafasan.
3. Kegagalan system
kardiovaskuler.
4. Kegagalan system hati.
5. Kegagalan system ginjal.
6. Kegagalan system pancreas.
Kegagalan system otak, system
pernafasan, dan system kardiovaskuler merupakan penyebab kematian dalam waktu
singkat, sedangkan kegagalan system hati, system ginjal dan system pancreas
merupakan penyebab kematian jangka panjang.
Bencana :
Bencana adalah situasi yang gawat dimana
kehidupan sehari-hari mendadak terganggu dan banyak orang terjerumus dalam
keadaan tak berdaya dan menderita, sebagai akibat tersebut seseorang
membutuhkan pengobatan, perawatan, perlindungan, makanan, pakaian, dan
lain-lain.
Macam bencana:
Berdasarkan penyebabnya maka bencana
dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
1. Bencana alam:
*
Gempa.
*
Banjir.
*
Letusan
gunung berapi, dan lain-lain.
2. “Man Made”:
*
Kecelakaan.
*
Perang,
dan lain-lain.
Triage:
Adalah system seleksi pasien agar semua
pasien mendapat pelayanan kesehatan.
Penggolongan pasien:
Berdasarkan keadaan pasien
(perlukaannya), maka pasien dapat dibedakan menjadi:
Ø
Golongan
I (hijau):
Pasien tidak luka dan tidak
memerlukan tindakan bedah.
Ø
Golongan
II (kuning):
Pasien mengalami luka ringan, hanya
memerlukan tindakan bedah minor, observasi jika diperlukan.
Ø
Golongan
III (merah):
Pasien menunggu pengangkutan setelah
mendapat pengobatan kegawatan. Misalnya : Fraktur tertutup dan tidak dapat
bergerak, trauma kepala, luka bakar, dan lain-lain.
Ø
Golongan
IV (putih):
Pasien dalam keadaan yang berat (bahaya).
Misalnya: Shock, henti nafas, henti jantung, perdarahan hebat, luka abdomen
yang parah, dan lain-lain.
Ø
Golongan
V (hitam):
Pasien dalam keadaan meninggal.
PERAWATAN PASIEN GAWAT DARURAT
1. Pengkajian
a. Secara umum:
Hal yang perlu diperhatikan
dalam mengkaji pasien dalam keadaan gawat darurat adalah:
·
Situasi.
·
Keadaan
pasien.
·
Lingkungan.
Adapun pengkajian harus
menyeluruh, mulai dari kepala sampai kaki.
b. Mengidentifikasi prioritas
pengkajian:
Prioritas pengkajian:
·
Airway
Þ jalan napas.
·
Breathing
Þ pernafasan.
·
Circulasi.
·
Tingkat
kesadaran
c. Mengidentifikasi prioritas
masalah:
Masalah kegawatan spesifik:
1.) Pernafasan:
-
Irama : Lambat
Cepat
-
Kedalaman : Dangkal
Dalam
-
Bunyi : Stridor
waktu inspirasi
Stridor waktu ekspirasi
-
Sputum : Berbuih
Bercampur darah
2.) Shock:
Tanda-tanda:
-
Gelisah
-
Kulit
pucat, dingin dan lembab.
-
Nadi
cepat.
-
Enek
dan dapat terjadi muntah.
3.) Sensasi (perasaan):
-
Nyeri
® trauma.
-
Kehilangan
perasaan ® trauma saraf pusat.
4.) Tingkat kesadaran:
Tingkat kesadaran dapat
ditentukan dengan mengkaji respon pasien terhadap rangsangan. Misalnya: suara,
sentuhan, stimulasi yang menyakitkan.
Ketidaksadaran:
Faktor penyebab:
a.) Hipoksia (menurunnya kadar
oksigen pada otak)
·
Respiratory
Insufficiency:
Obstruksi jalan nafas oleh
benda asing/sekresi pneumo-thoraks, luka pada punggung.
·
Shock:
Kardiogenik, hipovolemik.
b.) Metabolik (Misalnya: penekanan
otak karena otak).
(1.) Ekstrinsik.
-
Obat:
alcohol, narkotik, barbiturat, antihistamin, tranguilizer, dan lain-lain.
-
Keracunan
karbon monoksida, karbon tetra klorida, hidrokarbon, gas metana.
(1.) Intrinsik.
Ø
Ketona
(pada kasus diabetes mellitus).
Ø
Glukosa : hipoglikemia,
hiperglikemia.
Ø
Amonia : kegagalan hati.
Ø
Urea : kegagalan ginjal.
Ø
Hipofungsi
hormon : hipotiroidism, penyakit adison.
Ø
Ketidakseimbangan
elektrolit: natrium, kalsium, kalium dan air.
c.) Keadaan otak yang pathologis:
·
Trauma : geger
otak, kontusio batang otak, perdarahan intra cranial.
·
Kejang : epilepsy,
tumor dan idiopati.
·
Kecelakaan
cerebrovaskuler, perdarahan cerebri, dan trombosis.
·
Tumor.
·
Infeksi.
5.) Data lain:
*
Jenis
luka/kegawatan yang mungkin terjadi.
*
Tindakan
yang diperlukan.
*
Tersedianya
transportasi.
*
Faktor
waktu sebelum dilakukan tindakan.
2. Intervensi Keperawatan
a. Prinsip-prinsip penanganan
pasien gawat darurat:
1.) Tetap tenang dan berfikir
sebelum bertindak.
2.) Identifikasi kemampuan diri
dan berpikir sebelum bertindak.
3.) Bertindak cepat dalam mengkaji
untuk memprioritaskan masalah kegawatan, kemampuan pasien dalam hal airway,
breathing, dan circulasi (ABC).
4.) Prioritaskan keselamatan pasien
sesuai dengan masalah yang dikaji (ABC).
5.) Kajilah mulai dari kepala
sampai kaki, sebelum menentukan tindakan gawat darurat secara umum.
6.) Jaga posisi pasien atau
letakkan dalam posisi yang enak dan
lindungi dari kedinginan.
7.) Jelaskan apa yang terjadi dan yakinkan
bahwa pertolongan akan diberikan (bila pasien sadar).
8.) Hindari pergerakan yang tidak
dibutuhkan dan pindahkan pasien bila ada bahaya.
9.) Jangan memberikan cairan bila
ada luka pada abdomen atau jika pembiusan akan segera diberikan.
10.) Jangan mengangkut pasien
sampai ambulance atau mobil yang lengkap dengan peralatan tiba.
b. Support psikologis.
Support
psikologis perlu diberikan karena adanya beberapa keadaan yang dapat
mengganggu, diantaranya:
1.) Perasaan takut mati.
2.) Perasaan sakit.
3.) Perasaan takut karena ketidaktahuannya.
4.) Ketidakmampuan.
5.) Kehilangan waktu bekerja.
6.) Biaya untuk pengobatan.
Comments